Sejarah
Sebelum ada pemerintahan atau sebelum terbentuk Desa Gandong telah berdiri terlebih dahulu Kademangan Sambi yang sekarang populer dengan nama Desa Kesambi. Yang wilayahnya sampai Gandong sebelum berdiri sebuah Kademangan. Kira – kira tahun 1830 M, ada seorang keturunan bangsawan (punggawa keraton) dari Kartosuro yang bernama R. Cokro Lesono, cucu dari R. Tumenggung Irawan III dari Kartosuro yang meninggalkan Keraton Kartosuro dikarenakan kerajaan dalam suasana kacau balau yang disebabkan wilayah kerajaan dikuasai oleh Penjajah Belanda.
Cokrolesono bersama istri dan putra tunggalnya yaitu R. Keti Lesono, yang selalu diancam oleh Belanda karena selalu melawan Belanda, akirnya melarikan diri ke timur dan bersembunyi di wilayah Kadipaten Bonoworo (Tulungagung sekarang). Setelah suasana aman dan tentram akirnya R. Cokrolesono sekeluarga tinggal di wilayah tersebut, dan ketepatan di daerah itu ada pohon besar yang bernama Pohon Sambi.
Akirnya dengan disaksikan oleh para punggawa yang setia dan juga oleh para warga pribumi maka tempat itu diberi nama Sambi yang diambil dari nama pohon tersebut, jadilah yang disebut Kademangan Sambi yang sekarang bernama Desa Kesambi.
Oleh karena R. Cokrolesono sudah tua maka yang menjadi demang adalah putranya yang bernama R. Keti Lesono ( Tahun 1832 – 1855 ), R. Keti Lesono mempunyai putra enam orang, setelah putranya dewasa dan berumah tangga, semua mencari tempat kediaman yang akirnya semua menjadi demang. Dan salah satu diantaranya diperintahkan oleh ayahnya untuk membuka daerah disebelah barat laut dari Kademangan Sambi.
Beliau memberi petunjuk kepada purtanya untuk menempati tempat didekat pohon besar yang disebut Pohon Kedondong. Demikian bunyi kalimat perintah beliau kepada putranya : “Putraku R. Adilesono babaten alas lan manggona lemah sing ana uwite dondong kang ana ing sisih lor kulon.”(Bhs. Jw)
Maka dengan dinobatkannya R. Adi Lesono sebagai demang di daerah tersebut, selalu mengingat kata – kata perintah dari ayahnya, dengan mengambil dari kata “manggona dan kedondong” yang disaksikan oleh para rakyat, kademangan tersebut diberi nama Kademangan Nggandong yang sekarang berubah menjadi Desa Gandong.
Setelah Indonesia merdeka, desa Gandong telah mengalami beberapa masa kepemimpinan, yaitu:
- Abdul Rajak (Kino) (1933 – 1965)
- Saino (1965 – 1968)
- Sukarni Noto Diharjo (1968 – 1990)
- Salam (1990 – 1998)
- Suminto (1998 – 2006)
- Mulyono (2006 – 2012)
- Susunto. S,Pd (2012 – Sekarang)
Wilayah Desa
Wilayah Dusun
- Dusun Morosebo
- Dusun Bancang
- Dusun Bendo
Batas Wilayah
- Utara: Desa Ngadisuko, Kabupaten Trenggalek
- Timur: Desa Suwaluh
- Selatan: Desa Suruhan Lor
- Barat: Desa Bulus
Visi & Misi
Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Tulungagung Melalui Peningkatan Sumberdaya Manusia Yang Profesional Berdasarkan Iman Dan Taqwa
- Peningkatan pelayanan pendidikan yang murah dan berkualitas serta pelestarian/pengembangan kebudayaan.
- Peningkatan pelayanan di bidang kesehatan yang murah dan berkualitas.
- Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan baik, transparan, akuntable, responsif dan demokratis.
- Peningkatan pembangunan infrastruktur yang berbasis pemerataan pembangunan dan pengembangan wilayah untuk mendorong percepatan pembangunan sektor – sektor yang lain.
- Pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis (UKM, pertanian, peternakan, perikanan, dan pariwisata serta perkebunan) melalui kegiatan kewirausahaan.
- Pengentasan dan penanggulangan kemiskinan dengan pola terpadu.
Perangkat Desa
Aparat desa Tulungagung periode 2016-2022
Nama Kades
Kepala Desa
Nama Sekdes
Sekretaris Desa